Jumat, 30 Desember 2011

Berdandan super tebal dijejaring sosial.

Mencintai pasangan kita dengan hati yang selalu berbunga-bunga adalah kondisi yang selalu diharapkan dalam setiap hubungan pernikahan. Merasa bangga padapasangan, juga sesuatu yang bisa dikatakan normal...kebanggaan pada pasangan juga sebuah bukti bahwa kita mencintainya dengan setulus hati kita. Tetapi..hmm ada tapinya..memujinya setiap hari ditempat yang rasanya agak-agak "aneh" dengan pujian setinggi langit hingga menyentuh para dewa disana kayaknya tidak harus deh. Dimana tempat "aneh" tersebut ? Di dunia maya, dijejaring sosial. Pujian dan ucapan terimakasih pada pasangan yang melakukan hal-hal yang "wow" untuk kita. Tulisan kita itu bukan mengundang "rasa salut" dari teman-teman yang membaca..malah mendapat cibiran, bahkan akhirnya jadi bahan ledekan.

Bagaimana pujian kepada pasangan malah mendatangkan cibiran dari teman-teman ? Apa mungkin teman-teman saja yang iri hati ? Hmm coba bacalah dijejaring sosial kita yang mengungkapkan bagaimana pasangan kita "mengelap sepatu kita, mengepel lantai, memasak makanan yang buat pasangan kita sendiri mungkin baru didengar namanya hingga pasangan kita harus ngoprek tante google untuk mencari resepnya, lalu...menggendong kita kekamar tidur bagian paling puncak dari rumah karena kaki kita kena gigitan kecoa sehingga kita tidak sanggup berjalan lagi, cukup kesakitan begitu rasanya..lalu..menggosok gigi kita saat kita mau tidur. Dan kita mengatakan bahwa pasangan kita adalah pasangan yang benar-benar takut TUHAN sehingga dengan relanya dia melayani kita bak seorang dewa dewi yang sama sekali tidak boleh makan sate langsung dari tusukannya..halah itu dewa dewi atau setan jambrong sih ?

Bukankah pujian kita dan ucapan terimakasih kita untuk pasangan yang melakukan smuanya tertuang dijejaring sosial itu loh membuat semua mata yang membacanya "terheran-heran", bukan manggut-manggut mengerti, tapi geleng-geleng kepala karena ada sesuatu yang tidak wajar dari kalimat-kalimat pujian kita itu. Lalu..cemoohan bahkan hinaan mulai tertuang dikomentar-komentar yang sebenarnya tidak ingin kita baca. Maukah kita menerima hinaan yang sebenarnya bukan tertuju pada pasangan kita, tetapi tertuju pada kita yang menulisnya distatus jejaring sosial..penghinaan yang salah tujuan, akhirnya..kemana ? Yah tertuju untuk pasangan kita yang mungkin saja sebenarnya tidak melakukan hal-hal fantastis itu untuk kita.

Wajah yang selalu tersenyum, guratan-guratan keceriaan ada dimata kita, sudah menandakan dan mengisyaratkan bahwa pernikahan kita bahagia, bahwa kita memiliki pasangan yang begitu mencintai kita. Jangan menulis hal-hal bodoh yang diluar kebiasaan, seperti: pasangan yang segera kembali kerumah saat kita telpon karena kita tidak tahan mengupas bawang merah. Pasangan tidak ingin melihat kita menangis gara-gara ulah bawang merah yang selalu ada dendam kepada siapa saja yang berani mengupas kulit tipisnya. Itu kan bukan hal yang wajar dan normal..segitu cintanya dia sehingga rela diskors dari kantor hanya gara-gara "tangisan airmata bawang merah" milik kita ? Hal bodoh yang tidak pernah terjadi di dunia ini. Tulisan yang intinya ingin bercerita pada khalayak ramai bahwa begitu cintanya pasangan terhadap kita, tetapi akhir titik dari status kita menyiratkan bahwa kita menjadi seorang pembohong nomer wahid didunia jejaring sosial
Jika pasangan kita mengetahui semua itu, apakah tidak akan membuatnya malu ? Coba pikir kembali.

Banyak orang ingin memiliki teman yang apa adanya, bukan berkhayal dari waktu kewaktu, bukan berjalan tanpa menginjak tanah, bahkan bukan selalu menjadi yang terhebat. Tampil ada apanya lebih baik dari pada tampil memakai bedak "over acting" malah menandakan bahwa sebenarnya kita tidak memiliki apa yang selama ini kita gembor-gemborkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar