Minggu, 06 November 2011

Ik ben trots op jullie (saya bangga pada kalian).

Banyak cerita tentang hubungan mertua dan menantu yang tidak harmonis. Memang tidak mudah menerima seseorang menjadi bagian dari keluarga kita. Banyak hal yang harus sama-sama belajar untuk mengenal anggota baru dalam keluarga, mengenal pasangan dari anak kita, mengenal mama-papa dari pasangan kita. Bukan hal yang mudah.
Bentrokan sering kali terjadi, biasanya kebanyakan dengan mama mertua. Tetapi banyak pula yang memiliki hubungan yang baik-baik saja dengan mertua, bahkan bisa dikatakan asik-asik saja tuh. Malahan mama mertua bisa dijadikan tempat curhat, teman jalan dan shopping...waaah indahnya dunia.

Ada satu pertanyaan lucu yang menggambarkan bagaimana hubungan khususnya antara menantu perempuan dan ibu mertua yang tidak mudah. Begini pertanyaannya : Siapa perempuan paling berbahagia yang pernah ada di dunia ? Jawabannya : Hawa, istri dari Adam (manusia pertama di dunia), karena Hawa tidak memiliki mertua.

Saya juga pernah punya sedikit masalah dengan mama mertua..Tetapi semua berakhir dengan baik-baik saja. Bukan masalah yang heboh seperti banyak kisah yang saya dengar. Saya juga tidak pernah merasa ditindas oleh mama mertua, tidak pernah cekcok, tidak pernah keukeuh-keukeuhan...hanya sekidit masalah, dan tidak berlarut-larut. Puji TUHAN. Sampai saat ini hubungan kami sangat baik. Bahkan papa mertua saya mengatakan bahwa saya adalah anak perempuan dia yang terbaik..Hahahaha yah mereka memang tidak punya anak perempuan, dua anak perempuannya semua adalah menantu. Pada saat masalah kecil itu hadir, saya hanya bisa menjaga hati saya tidak menjadi marah, saya selalu berpikir dan mengingat bagaimana jasa mereka mendidik, menjaga, smua yang terbaik sebagai orangtua mereka berikan buat suami saya. Saya tetap berpikir, jika tidak ada mereka, maka suami sayapun tidak ada. Saya tetap menghargai mereka, saya tidak mau ada masalah yang timbul yang akhirnya hubungan mereka dengan suami saya menjadi tidak harmosis juga.
Saya bangga menjadi anak mereka, saya memiliki papa lagi, ayah kandung saya meninggal tahun 1996.

Tahun lalu, papa mertua saya sakit, hingga membuat dia lumpuh sebelah. Sampai saat ini dia duduk dikursi roda, dan benar benar tergantung pada mama. Saya melihat bagaimana kuatnya mama, bagaimana dia sendiri mengatasi stresnya karena memang tidak pernah mengurus orang cacat. Mama berikan semua waktunya untuk papa. Pernah sangking lelah atau terlalu banyak yang mama pikirkan, mama berteriak dan menangis hingga tetannga mereka pada datang. Mama tetap kuat sampai saat ini, walau dua kali sehari suster datang untuk membantu mengganti kateter, membantu papa naik ketempat tidur...tetapi selebihnya mama harus sendirian mengurus papa.
Mama begitu kuat..Mama bahkan tidak ingin merepotkan dua anaknya dan dua menantu. Mama berusaha untuk mengurus papa sekuat dan semampu mama. Papa pernah berkata pada saya..."mama sangat baik". Papa mengatakan itu sambil menangis. Saya tau papa merasa membebani mama, tetapi memang tidak ada pilihan buat papa.

Saya hanya bisa berdoa, agar papa bisa sembuh seperti dulu, mama diberi kekuatan extra untuk tetap kuat dan tabah. Saya menyayangi mama papa seperti orangtua saya sendiri.
"Mam, pap..ik ben trots op jullie".

Tidak ada komentar:

Posting Komentar