Rabu, 25 Januari 2012

Urus diri sendiri dong....

2 Minggu yang lalu, seseorang menelpon, biasalah tanya kabar kabur...lalu gw cerita, gw sedang belajar nge-breien (menyulam pake 2 "sumpit"). Lalu dengan enaknya dan tanpa merasa bersalah, dia mengatakan, "yah kamu punya hobi disitu, trus kamu juga ngga punya kerjaan, jadi kamu bisa bikin krusitik, menyulam dan sekarang nge-breien". Rasanya pengen ngejitak tuh orang yang merasa punya "karir" (padahal kerjanya dari tahun ke tahun tidak pernah berkembang, dari pembantu rumah tangga dan tetap pembantu rumah tangga, bukan maksud menghina pekerjaan sebagai pembantu rumah tangga loh). Jadi sebagai ibu rumah tangga dia samakan dengan pengangguran kelas berat. Lah emang rumah sapa yang bersihin, tiap hari masakan tersedia dimeja makan siapa yang menyediakan, Marco bisa tumbuh sehat begitu dari tangan siapa, baju harus disetrika siapa yang menyetrika, kaca jendela kotor siapa yang mengelap, taneman didalam dan halaman rumah terurus siapa yang mengurus ?? Itu semua tangan gw, bukan tangan tetangga gw, mertua gw, ato gw bayar orang untuk urus smua itu. Kalo sekali waktu gw dapet kerja diluar, apa lo mau dateng tiap hari kerumah gw untuk ngrejain itu smua, ngurus Marco dari dia bangun tidur-anter jemput kesekolah sampe kembali ketempat tidur, apa lo mau ?

Apa yang dia hasilkan selama dia bekerja dari tahun ketahun ? Anak yang saat ini sedang dalam masalah besar, hingga polisi-pun angkat tangan ? Itu yang dia hasilkan ? Koq meremehkan sekali pekerjaan ibu rumah tangga. Bandingkan dong rumah gw dan rumah tetangga gw yang suami-istri bekerja ? Seperti apa rumah mereka ? Kotor, hampir tidak terawat. Gw ngerti karena suami-istri bekerja, mereka pulang ke rumah sudah letih, hanya punya waktu weekend, belum lagi anak mereka harus setiap hari dititip ditempat penitipan anak yang tidak murah meriah itu. Rumah gw bersih, anak gw terawat, Marco tidak perlu harus diam seharian ditempat penitipan anak, suami gw makan enak tiap hari, dua laki-laki yang gw sayang itu setiap hari memakai baju yang bersih, gw masih sempat ngerjain hobi gw itu juga mencuri-curi waktu, misal: saat Marco tidur siang atau dia tidur malam. Selebihnya mana sempet gw punya waktu untuk diri gw sendiri, janjian sama temen aja perlu berminggu-minggu baru terealisasi. Mana sempet gw nongkrong disalon seharian...

Memang ibu rumah tangga bukan karir yang mendatangkan uang, tetapi anak gw terawat koq, dia tidak kekurangan kasih sayang sehingga kalau dia remaja lalu dia mencari kasih sayang diluar, seperti anaknya yang bermasalah itu. Itu manusia masih juga so' repot dengan memberi saran apa yang harus gw masak, jangan daging-daging mulu, seperti ayam dan daging sapi, dia menyarankan makan ikan..udang jangan terlalu sering..begitu katanya, takut kena kolesterol, karena dia mengatakan juga gw gendut. Lalu kenapa kalo gw gendut ? Toh gw sehat, ngga stres kayak dia yang saat-saat ini frustasi mikirin anaknya, dia tau banget suami gw ogah bener makan sea food..koq dia mau mengatur apa yang gw makan dan gw masak..atur dong hidup anaknya sendiri, koq sampe anaknya lepas kontrol, kacau saat usia masih remaja ?
Kalo sekali waktu gw sakit, yang ngurus yah laki gw dong, bukan lo.

Urus dulu masalah dirimu, nggak usah menengok apa yang harus orang lain lakukan..selama ini apa yang lo buat imbasnya kan ke anak lo...Gw tau koq nggak ada manusia yang tidak punya masalah...tetapi kalo lo sendiri bermasalah, kenapa juga ingin mengatur hidup orang lain. Lo sendiri butuh ahli jiwa koq, lo sendiri sempat depresi...bukan hal apa yang lo makan dan masak lebih sehat dari apa yang gw makan dan gw masak...tetapi soal hati. Toh lo kurus juga tapi hati lo ngga bahagia, mungkin lo kurus bukan karena makanan yang lo masak dan makan itu sehat, tetapi karena otak lo penuh mikirin masalah lo yang dari tahun ke tahun ngga pernah berhenti. Sadar dong.....

Tidak ada komentar:

Posting Komentar