Jumat, 28 Oktober 2011

Pengemis tua.

Malam merambat begitu cepat,

tersimpan cerita hari ini dikediaman pekatnya,

pengemis tua merangkak dalam rumah kardusnya,

dingin menyengat kulit,

selimut tipis kusam tak mampu mengantar hangat.


Kelelahan tergores dikeriput wajahnya,

Lelah karena hidupnya yang terlunta dijalan ?

Lelah mengais rejeki dari serpihan hari-hari yang tak bersahabat dengannya ?

Lelah karena usia tua membuatnya makin ringkih?

Entahlah....


Semakin pekat malam, semakin dingin berkuasa

mata sang pengemis tak mampu terpejam,

nafasnya terengah pelan...bibirnya berucap doa, sangat pelan..

dan TUHAN mendengar doanya..


Matahari kembali datang,

geliat kota mulai terbangun,

sesosok tubuh ringkih terus terlelap dibawah selimut tipis,

tak ada helaan nafas pelan lagi...

TUHAN sudah membawa pengemis tua itu kembali kepangkuanNYA.

Derita, air mata, kelaparan, kesakitan, hinaan, kedinginan...smua sudah berakhir.

Selamat jalan pengemis tua...

TUHAN lebih mencintaimu daripada dunia ini.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar